Google Ads vs Facebook Ads; Mana yang Lebih Cocok untuk Produk Saya?

Google Ads vs Facebook Ads; Mana yang Lebih Cocok untuk Produk Saya?

Dalam dunia digital marketing, kita tentu mengenal dua metode paid marketing yang paling populer. Yaitu, Google Ads dan Facebook Ads.

Meskipun sama-sama iklan berbayar, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Karena itulah, ada produk yang cocok diiklankan di Google, tapi kurang tepat di Facebook maupun Instagram. Begitu pula sebaliknya.

Bahkan ada pula produk yang bisa laku keras di kedua platform tersebut sekaligus.

Hmmm…

Produk saya lebih baik diiklankan di mana, ya? Yuk, kenali dulu 3 perbedaan Google ads dan Facebook ads berikut ini!

  1. Pedagang Pasar vs Penjual Sayur Keliling

Beriklan di Google ibarat berdagang di pasar. Kita membuka kios, menjajakan barang, lalu menunggu pembeli datang.

Mereka yang pergi ke pasar tentulah orang-orang yang serius mencari serta ingin membeli sesuatu.

Begitu pun di Google. Ketika seseorang mengetik kata kunci, search engine tersebut akan menampilkan website atau landing page yang kita iklankan. Tingkat closing di Google ads biasanya lebih tinggi karena mereka yang datang memang benar-benar sedang mencari atau membutuhkan produk yang dimaksud.

Sebaliknya, beriklan di Facebook mirip seperti penjual sayur keliling. Kita berjalan-jalan menawarkan barang dagangan, berharap orang-orang mengenal dan membeli produk kita.

Ada yang menolak?

Ya, wajar. Toh, tidak semua orang membutuhkan produk atau jasa kita. Karena itulah, penting untuk mengenali kampung mana saja yang dihuni banyak pembeli potensial. Tidak asal berkeliling ke semua jalan dan kompleks perumahan.

  1. Penayangan dan Metriks

Google beruntung karena ekosistemnya telah terbentuk secara matang. Iklan Anda bisa tampil di jaringan yang cukup luas. Bukan hanya di pencarian Google, melainkan juga merambah ke Youtube, Gmail, Maps, hingga aplikasi pihak ketiga.

Di samping, penargetan audiens dan laporan mengenai metriks iklan juga terbilang kompleks. Anda dapat memanfaatkan Google Keyword Planner dan Google Analytics untuk menemukan opsi target market yang lebih spesifik.

Adapun sistem trackingnya sudah terintegrasi dengan Google Tag Manager.

Dalam segi pelaporan, Facebook Ads pun menghadirkan pengukuran yang sama baiknya. Dashboard iklan Facebook telah menyediakan berbagai informasi mengenai impresi iklan, jangkaun, jumlah link click, biaya yang dikeluarkan, dan masih banyak lagi.

Sedangkan penayangan iklan tersebar di ekosistem yang terdapat dalam aplikasi Facebook dan Instagram.

  1. Tujuan Beriklan

Karena sifatnya yang rutin “berkeliling mencari konsumen”, Facebook Ads tepat digunakan untuk meningkatkan brand awareness dan mengedukasi calon pelanggan.

Apalagi jika produk Anda terbilang baru. Atau, belum banyak orang yang mengerti bahwa produk Anda menyelesaikan masalah mereka.

Tentu saja, Anda juga berpeluang memperoleh konversi dari Facebook Ads.

Berbeda dengan Facebook, Google Ads merupakan tempat untuk mendapatkan lead/kontak dan konversi secara langsung.

Cukup buatlah sebuah website, kemudian jalankan iklan. Sisanya, Anda menunggu orang datang setelah mereka mengetikkan keyword yang relevan dengan website tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan ulasan singkat di atas, sulit mengatakan mana yang lebih baik antara Google Ads dan Facebook Ads. Setiap platform memiliki keunikannya masing-masing.

Sebab itu, penting untuk Anda menjawab pertanyaan berikut sebelum memutuskan beriklan:

  • Apa tujuan dari iklan produk kita?
  • Target pembeli seperti apa yang kita tuju?
  • Seberapa besar anggaran iklan yang tersedia?

Dengan mempertimbangkan hal di atas, nantinya kita dapat menyimpulkan apakah akan beriklan di Google, di Facebook, atau keduanya sekaligus.

Nggak mau pusing memikirkan Google Ads atau Facebook Ads? Percayakan saja iklan Anda pada Mastah.id. Anda yang kembangkan produk, kami yang akan memasarkannya!