Bisnis makanan hampir tidak ada matinya, bahkan ketika badai pandemi Covid-19 datang menghantam.
Selama manusia butuh makan, selama itu pula bisnis ini berkembang.
Memang, berjuta restoran dan tempat makan yang akhirnya tutup. Terlebih, ketika pemerintah memberlakukan kebijakan PSBB dan PPKM.
Namun, tidak sedikit pula yang masih bertahan.
Sebagian besar di antaranya, segera beradaptasi dengan keadaan, lalu on boarding ke digital. Baik itu mendaftar sebagai merchant marketplace, bikin website, tampil di maps Google My Business, dan tentu saja eksis di media sosial.
Marketing di media sosial punya segudang manfaat bagi bisnis restoran kita. Berikut ini ada 10 tips Social Media Marketing ala Neil Patel demi meningkatkan traffic dan penjualan di tempat makan kamu.
Check this out!
-
Ciptakan Brand Voice yang Konsisten
Bikin konten yang serius di Instagram, terus upload tweet video lucu?
Sebaiknya jangan, deh. Kamu malah bisa bikin konsumen bingung. Mereka nanti bakalan bertanya, “Ini beneran restoran yang sama, kan?”
Branding yang konsisten di beragam platform media sosial, kata Neil, berpotensi melejitkan omsetmu.
Bagaimana cara memastikan brand voice kita seragam di semua media?
- Punya semacam panduan mengenai style marketing kita
- Posting gambar dengan tema warna yang sama
- Buat caption dengan tone yang konsisten
-
Optimasi Bio di Semua Platform
Bayangkan, kamu mengerjakan seluruh hal secara baik.
Mulai dari memilih foto yang high resolution, memakai hashtag, serta menulis caption yang menarik.
Calon konsumen pun mulai berdatangan. Tapi, kok mereka tidak menemukan nomor telepon yang bisa dihubungi atau informasi mengenai lokasi restoran kamu?
Coba cek poin-poin berikut untuk melengkapi bio kamu di semua platform media sosial!
- Nomor telepon/Whatsapp
- Alamat email
- Lokasi restoran
- Maps atau petunjuk menuju lokasi tersebut
- Deskripsi singkat mengenai restoran dan tempat makan kamu
-
Gunakan Tools untuk Monitoring
Apa ya yang dikatakan kompetitor mengenai masakan kita?
Bagaimana ya testimoni dari para konsumen?
Mengetahui ulasan dan apa yang dibicarakan mengenai bisnis kita tentu dapat menjadi feedback yang berharga. Kita bisa mengevaluasi strategi yang selama ini diterapkan.
Ada banyak tools gratis maupun berbayar untuk membantu kamu tracking semua hal tersebut di media sosial, di antaranya:
- Hootsuite
- Google Alerts
- Talkwalker
- Reputology
-
Bikin Konten ‘Behind the Scene’
Konten ‘Di balik layar’ kurang lebih menceritakan isi dapurmu. Dengan berbagi hal ini, audiens akan merasa lebih dekat dengan kita.
Sebuah studi terhadap lebih dari 10 ribu responden menunjukkan, 55 persen di antaranya mengakui bahwa cerita lebih bersifat persuasif dibandingkan data dan fakta.
Jadi, bisakah kamu mengunggah foto para staf yang sedang bekerja? Bisakah kamu membagikan cerita-cerita seru mengenai proses memasak dan menghidangkan makanan?
Ingat, orang-orang memakai media sosial untuk mencari hiburan. Pastikan strategi marketing kita menjawab keinginan mereka.
-
Promosikan Menu Baru
Social media merupakan tempat yang ideal untuk meluncurkan menu baru.
Orang-orang mencintai novelty, mereka begitu mendambakan sesuatu yang baru.
Setiap kali kamu ingin mengenalkan menu anyar, tampilkan dia di media sosial. Manfaatkan kebaruan ini sebagai focal point dalam marketing kamu.
-
Posting Aktivitas Para Pegawai
Masih dalam tema ‘Behind the Scene’, kamu bisa mendedikasikan sebuah postingan untuk memberikan highlight bagi para pegawai.
Ada beberapa cara untuk melakukan ini, misalnya:
- Mengunggah foto karyawan ketika mereka meraih sesuatu, seperti lulus kuliah, menikah, melahirkan anak, dan sebagainya
- Menceritakan profil mereka. Siapa namanya, apa yang dikerjakan, dan bagaimana konsumen dapat mendukung kehidupannya.
- Memperkenalkan dan membubuhkan tanda selamat datang bagi pegawai baru
-
Bagikan ‘User-Generated Content/Konten Buatan Pengguna’
Umumnya, orang-orang suka bercerita mengenai pengalamannya. Apabila mereka menampilkannya di media sosial, share itu!
Posting ulang di Instagram kita.
Teknik ini gratis, loh. Tapi impact-nya luar biasa. Testimoni positif tersebut akan meroketkan trust masyarakat dan berpeluang menarik lebih banyak pelanggan baru.
-
Berinteraksi dengan Audiens
Kebanyakan tim marketing pasti senang sekali menjawab komentar positif di media sosial. Sebaliknya, kita sering mengabaikan respons negatif.
Ini bisa dimengerti.
Kita tetap punya dua pilihan: menghapus komentar tersebut atau justru menanggapinya dengan elegan.
Terkadang, review negatif sekalipun dapat menjadi sesuatu yang baik. Ketika kamu meresponsnya dengan cantik, orang akan melihat bahwa restoran kita tidak lari dari masalah.
Kita peduli terhadap pelanggan.
Kita memahami keluhan mereka, dan berusaha memperbaiki serta menghadirkan solusi terbaik.
Image tempat makan kita pun tetap terjaga, sembari masalah konsumen terselesaikan.
Win-win solution, bukan?
-
Kolaborasi Bareng Influencer
Influencer, baik yang mikro ataupun yang sudah besar, memiliki audiens yang siap mencicipi makanan kesukaan idola mereka.
Jangan sia-siakan kesempatan!
Jika kamu belum pernah mengambil strategi ini, mungkin ini beberapa tips yang dapat dicoba agar bisa berkolaborasi dengan influencer:
- Tawarkan santapan gratis yang “dibayar” dengan review di media sosial
- Berikan kupon diskon untuk setiap konsumen yang berhasil mereka bawa
- Jadikan mereka sponsor dengan bayaran tertentu untuk membuat konten khusus di feed Instagram
-
Jangan Takut Memanfaatkan Iklan Berbayar
Pertimbangkanlah untuk menggunakan iklan berbayar demi mengoptimalkan social media marketing. Kalau punya dana lebih, tidak ada salahnya sedikit berinvestasi.
Facebook, Instagram, TikTok, dan platform lain biasanya menawarkan tools untuk promosi berbayar. Bukan hanya meningkatkan pendapatan, kamu juga bisa memperoleh data mengenai target pasar, behavior, minat, hingga kontak Whatsapp mereka.
***
Teruslah belajar dan mencoba.
Kegiatan marketing bukanlah aktivitas yang dijalankan di atas satu teori. Kita harus terus memperbarui strategi seiring algoritma platform tersebut yang tidak berhenti berubah. Apalagi, persaingan bisnis makanan terbilang cukup ketat.
Terlambat beradaptasi, restoran kita bisa mati!