Halo, para pebisnis!
Kita sudah sampai di tahun baru. Berapa banyak target penjualan yang berhasil tercapai? Mana strategi yang perlu dikembangkan? Bagian apa saja yang harus diperbaiki?
Dengan berakhirnya tahun 2023, selain mengevaluasi kinerja perusahaan, ini juga waktu yang tepat untuk meninjau tren digital marketing yang akan terbentuk di tahun mendatang.
Memahami tren yang berkembang tentunya berguna untuk merancang strategi penjualan sehingga Anda tetap menjadi yang terdepan dalam menjawab kebutuhan konsumen.
Berikut ini 5 tren digital marketing di tahun 2023 yang wajib diketahui oleh para pengusaha!
1. Peningkatan Penggunaan Video
Video terus menjadi elemen kunci dalam strategi pemasaran digital.
Di Amerika Serikat sendiri, mengacu data eMarketer, pertumbuhan konten berbasis video berpotensi naik 4,7 persen pada 2024. Konten tersebut termasuk video pendek, video berdurasi panjang, hingga iklan yang tayang di televisi.
Di antara jenis format video yang ada, konten seperti TikTok, YouTube Shorts, maupun Instagram Reels masih menjadi primadona.
Riset yang dilakukan oleh HubSpot terhadap 550 brand global menunjukkan, sebanyak 88 persen perusahaan memiliki tim video creator yang dedicated.
Baik brand B2C maupun B2B mengaku, video pendek (short-form video) menghasilkan ROI yang lebih besar. Bahkan jenis video ini juga lebih efektif dalam mendatangkan lead customer, menciptakan engagement yang lebih tinggi, lebih sering ditonton, serta menghasilkan clickthrough rate yang lebih besar.
2. Manfaatkan TikTok dan Ekosistem Meta
Bukan rahasia lagi kalau anak Gen Z dan Milenial itu suka banget berselancar di media sosial.
Kedua generasi tersebut pastinya merupakan pangsa pasar yang potensial di tahun-tahun mendatang. Karena itulah, Anda perlu tahu di mana tempat mereka berkumpul.
Survei dari GWI, perusahaan riset audiens global, mencatat bahwa Instagram menjadi media sosial yang paling banyak diakses oleh TikTok. Diikuti oleh TikTok dan Snapchat di bawahnya.
Data yang dirilis per 25 Juli 2023 itu mengungkap bahwa Facebook menempati posisi pertama sebagai media sosial yang paling sering digunakan kalangan Milenal, disusul oleh Instagram dan TikTok.
Platform TikTok diprediksi akan terus mengalami lonjakan pengguna.
Di samping memberikan kepuasan instan dalam bentuk “snackable video” berdurasi pendek, algoritma TikTok juga menawarkan konten yang related dengan jejak digital para penggunanya.
3. Kebangkitan AI
Anda mungkin sudah tidak asing dengan tools, seperti ChatGPT, Bard, Dall-e, dan sebagainya.
Teknologi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) akan semakin banyak kita temukan, bahkan dalam kegiatan digital marketing. Mengintegrasikan AI dengan strategi pemasaran disinyalir menjadi tren yang berkembang pada 2024.
Contohnya, kini muncul Chatbot berbasis gambar AI yang sangat menyerupai manusia.
Mereka menjawab pertanyaan pelanggan dengan natural, memberikan respons secara instan dan efisien, hingga memberikan rekomendasi yang disesuaikan secara personal menurut riwayat pembelian dan preferensi customer.
Beberapa AI juga dibekali kemampuan menganalisis dan memprediksi.
Tools AI dengan keahlian tersebut dapat membantu Anda membuat keputusan bisnis maupun merancang strategi marketing berdasarkan data secara real-time.
4. Pencarian Suara (Voice Search)
Salah satu tren yang diperkirakan berkembang cukup signifikan ialah munculnya pencarian suara (voice search). Hal tu akan berdampak pada strategi SEO yang Anda gunakan.
Seiring semakin populernya voice assistant, seperti Siri dan Alexa, perusahaan harus menyesuaikan optimasi SEO mereka demi menjawab pertanyaan berbasis suara.
Ini artinya, Anda perlu berfokus pula pada kata kunci yang panjang (long-tail keyword) dan memastikan bahasa yang dipakai ramah terhadap penelusuran melalui suara.
Daripada sekadar mengoptimasi kata kunci “merek jilbab”, lebih baik kembangkan menjadi “merek jilbab segi empat yang bagus”.
Google sendiri mengatakan, hasil dari voice search memiliki akurasi mencapai 95 persen. Membuat website Anda cocok terhadap pencarian lewat suara sangat penting di masa depan.
5. Social Commerce
Para pedagang di Tanah Abang dibuat “menderita” oleh tren yang satu ini.
Social Commerce atau Perdagangan Sosial mengintegrasikan platform media sosial dengan fungsi e-Commerce. Hasilnya, pengguna dapat membeli barang langsung dari aplikasi media sosial tersebut, tanpa harus membuka aplikasi lain.
Tren inilah yang sempat diterapkan oleh TikTok sehingga dimusuhi banyak pedagang. Strategi mereka benar-benar mengevolusi cara orang berbelanja dan mendefinisikan ulang pola interaksi antara pelanggan dengan produk kita.
Walau terjadi pro-kontra, Social Commerce tetap mempunyai potensi yang besar apabila bisa dimanfaatkan dengan baik.
***
Pada dasarnya, tren digital marketing yang berkembang merupakan akumulasi dari semangat untuk membuat produk yang lebih baik, memasarkannya dengan strategi yang tepat, serta meningkatkan customer experience.
Bersiaplah menyambut tren tersebut dan beradaptasilah dengan cepat!