Guerilla Marketing (pemasaran gerilya) telah menjadi sorotan dalam dunia bisnis yang mampu mengubah cara sebuah brand berinteraksi dengan konsumen.
Bukan lagi sebatas iklan konvensional, Guerilla Marketing turut merambah wilayah tak terduga sekaligus kreatif dalam menarik perhatian audiens.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu Guerilla Marketing, keuntungannya, dan beberapa contoh yang memukau dalam dunia nyata. Enjoy!
Apa Itu Guerilla Marketing?
Secara sederhana, Guerilla Marketing adalah pendekatan metode pemasaran yang inovatif, tidak konvensional, dan seringkali memanfaatkan sumber daya terbatas.
Strategi ini bertujuan menciptakan kesan yang mendalam terhadap target pasar tanpa bergantung pada metode pemasaran tradisional.
Lupakan sejenak tentang memasang iklan di televisi nasional, koran, majalah, baliho, atau papan-papan reklame berukuran besar.
Teknik Guerilla Marketing kerap mengandalkan kreativitas, kejutan, dan kecerdasan untuk memancing awareness dalam skala yang lebih kecil, namun lebih signifikan.
Dalam sejarahnya, tidak ada penemu atau pencipta tunggal dari hadirnya teori Guerilla Marketing. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap perubahan dalam dunia pemasaran yang semakin dinamis dan penuh dengan pesaing.
Namun, ada beberapa tokoh dan kontributor yang terkenal karena membawa gagasan ini kepada publik.
Salah satu tokoh yang sering dikaitkan dengan pengembangan konsep pemasaran Guerilla adalah Jay Conrad Levinson.
Levinson merilis buku berjudul “Guerilla Marketing” pada tahun 1984, yang membahas strategi pemasaran alternatif yang lebih kreatif dan hemat biaya. Buku ini menjadi sangat populer dan menjadi dasar untuk memahami Guerilla Marketing.
Keuntungan Guerilla Marketing
- Kreativitas yang Tak Terbatas
Taktik pemasaran dengan metode Guerilla memberikan kebebasan tanpa dibatasi besaran anggaran.
Pada akhirnya, inovasilah yang menjadi kunci. Melalui ide-ide yang brilian, sebuah brand dapat membangun kampanye yang unik dan tak terlupakan.
- Biaya Lebih Efektif
Dibandingkan dengan kampanye iklan tradisional, Guerilla Marketing dapat dilaksanakan dengan biaya yang lebih rendah. Taktik sederhana seperti street art atau flash mob bisa menciptakan dampak besar tanpa menguras sumber daya.
- Keterlibatan Konsumen
Guerilla Marketing kerap menciptakan engagement yang tinggi bersama konsumen. Dengan menciptakan pengalaman yang berbeda, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih erat antara produk dan audiensnya.
- Viralitas
Konten-konten Guerilla Marketing cenderung lebih mudah menyebar secara viral melalui media sosial. Ketika konsumen merasa terkesan, mereka cenderung ingin berbagi pengalaman secara organik, yang secara tidak langsung akan memperluas jangkauan kampanye.
Contoh Pemasaran Guerilla dalam Dunia Nyata
- Flash Mob oleh T-Mobile
T-Mobile, perusahaan telekomunikasi asal Jerman, pernah menggelar campaign flash mob bertajuk “Life’s for sharing” pada 2010 silam.
Setelah sukses mengadakan flash mob di Liverpool Street Station, mereka melanjutkannya secara konsisten selama 1,5 tahun di beberapa lokasi lain.
Aksi ini melibatkan ratusan penari yang menampilkan dance spontan di tengah keramaian. Hasilnya, T-Mobile memperoleh viralitas yang tinggi di YouTube dan liputan televisi. Flash mob pertama di Liverpool Street Station pun ikut meningkatkan penjualan hingga 52 persen.
- Street Art oleh Nike
Pada 2019 lalu, Nike menggandeng AKQA (agensi periklanan asal Inggris) untuk mengembangkan Air Max Graffiti Stores.
Keduanya berkolaborasi dengan sejumlah seniman graffiti di Sao Paulo demi mengubah dinding-dinding di area perkotaan menjadi kanvas iklan yang kreatif. Langkah ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan sepatu baru Air Max milik Nike.
Contagious, konsultan kreatif yang berlokasi di London, menganugerahi AKQA’s Graffiti Stores for Nike tersebut sebagai World’s Best Strategy. Campaign ini juga sukses menerima penghargaan dari Grand Clio dan Cannes Lions International Festival of Creativity.
- Real Beauty Sketches oleh Dove
Sejak lama, Dove sering menjalankan campaign yang memberikan ruang bagi para perempuan untuk bercerita mengenai kecantikan menurut perspektif masing-masing.
Termasuk pada 2013 ketika Dove meluncurkan kampanye “Real Beauty Sketches”.
Aksi tersebut melibatkan konsumennya, terutama para wanita, dengan mengadakan kontes sketsa di jalan-jalan kota. Mereka bebas menggambarkan diri sendiri dan merayakan keunikan individu.
Dove terbilang berhasil dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam membahas isu mengenai kecantikan di berbagai versi dan citra tubuh yang positif.