Start from the end.
Berawal dari akhir.
Begitu adagium dalam ilmu manajemen setiap kali kita hendak memulai sebuah proyek atau aktivitas.
Saat beriklan di Facebook maupun Instagram, prinsip ini juga wajib dipegang para business owner, marketer, dan advertiser.
Strategi ada banyak macamnya dan teori pun beragam, tetapi kita akan bingung memilihnya jika tidak mempunyai target atau tujuan beriklan yang jelas.
Goal iklan yang masih samar juga berpotensi membuat iklan tidak efektif akibat salah strategi serta sebab lainnya.
Sebagai panduan, kamu bisa menggunakan metode SMART berikut ini untuk mendefinisikan tujuan beriklan.
Apa itu Metode SMART?
SMART pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran, Direktur Perencanaan di Washington Power Water, pada 1981.
Awalnya, gagasan yang dituangkannya dalam makalah berjudul “There is a S.M.A.R.T Way to Write Management’s Goals and Objective” tersebut sukses diterapkan di perusahaannya sendiri.
Sejak itu, organisasi dan perusahaan di seluruh dunia mengimplementasikan ide Doran karena telah terbukti keefektifannya.
Kata SMART sendiri merupakan akronim dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound.
Tips Menggunakan Metode SMART
Kelima elemen dari metode SMART apabila dipraktikkan dalam membuat objective ads/campaign akan seperti berikut:
-
Specific (Spesifik)
Sebelum menjalankan facebook/Instagram ads, tetapkan dahulu target dari iklan tersebut secara spesifik.
Apakah untuk meningkatkan penjualan, mendongkrak brand awareness, menjaring pelanggan baru, memperbanyak lead untuk optimasi whatsapp dan email marketing, atau meminta orang untuk menginstal aplikasi tertentu.
Agar lebih mudah, kamu bisa menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Apa yang sebenarnya ingin saya dapatkan?
- Mengapa saya ingin mendapatkan hal tersebut?
- Apa saja persiapan yang perlu dilakukan?
- Apa saja hambatan yang mungkin terjadi?
-
Measurable (Terukur)
Selanjutnya, tetapkan deretan tugas dan check point untuk menuju goal yang telah disusun.
Supaya lebih memahami, jawablah pertanyaan berikut:
- Bagaimana saya mengukur tingkat kemajuan dari goal tersebut?
- Bagaimana saya tahu target iklan tersebut sudah tercapai, kurang sempurna, stagnan, atau menyimpang?
-
Achievable (Dapat Dicapai)
Mimpi boleh besar dan target memang wajib menantang, tetapi harus tetap memungkinkan untuk terwujud.
Goal yang realistis tentu berpengaruh pada besarnya biaya iklan, model iklan yang dijalankan, dan strategi yang dipilih.
Contoh sederhana, sebagian sales properti kerapkali menganggap menjalankan iklan penjualan rumah sudah cukup untuk menggaet pembeli.
Padahal, berjualan properti tidaklah sama dengan menjajakan sayuran di pasar.
Orang-orang butuh memikirkan secara masak untuk membeli sebuah rumah. Di samping mempertaruhkan dompet mereka, faktor spesifikasi rumah dan lingkungan pun jadi bahan pertimbangan.
Dalam hal ini, memperoleh closing dari satu campaign penjualan bukanlah target yang bisa dicapai.
Ini berarti ada strategi dan taktik lain yang perlu dijalankan.
Untuk memudahkan, cobalah menjawab pertanyaan berikut:
- Bagaimana goal ini dapat tercapai?
- Apa saja langkah-langkah rasional yang harus saya ambil?
-
Relevant (Relevan)
Tahap berikutnya, pastikan tujuan beriklan ini relevan.
Relevan terhadap apa?
Tingkat relevansi yang dimaksud bisa beragam.
Apakah iklan relevan dengan misi perusahaan secara umum, sesuai dengan target marketing jangka panjang, selaras dengan sumber daya yang dimiliki, atau seirama dengan waktu dan kondisi saat ini.
Lihatlah pertanyaan di bawah dan cobalah jawab demi menjamin target kita sudah relevan:
- Apakah ini target yang layak diperjuangkan?
- Apakah ini waktu yang tepat untuk mengejarnya?
- Apakah saya mempunyai sumber daya yang cukup?
- Apakah goal ini sejalan dengan tujuan jangka panjang saya?
-
Time-bound (Tenggat Waktu)
Mimpi tanpa batas waktu yang tegas hanyalah angan-angan belaka.
Dengan tenggat waktu yang jelas, kita akan tahu di mana dan kapan harus memulai.
Selain itu, ketiadaan time-bound justru membuat kita merasa tidak ada urgensi dan motivasi untuk mencapai goal tersebut.
Lagi pula, iklan yang berjalan terlalu lama tanpa benar-benar menghasilkan konversi malah memperbesar beban biaya marketing, kan?
Jawablah sederet pertanyaan berikut guna memastikan tenggat waktu dari objective campaign kita:
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tujuan ini?
- Kapan target ini dikatakan selesai/tercapai?
- Kapan saya akan mulai mengerjakan goal ini?
Target beres, baru kita beralih ke step selanjutnya.
Goal iklan ini akan menjadi dasar dalam penentuan customer persona, memilih channel yang akan dipakai, menyusun rencana funneling, hingga merancang customer journey.
Kalau masih bingung, yuk bebas konsultasi bareng Mastah.id. Di sini kami tidak hanya membantu digital marketing Anda, tetapi juga membuka diskusi demi mencapai target pemasaran yang benar-benar diinginkan.