Bayangkan di tangan Anda terdapat sebuah pipa atau corong. Kemudian Anda menuangkan minyak ke suatu wadah melalui corong tersebut.
Minyak tersebut tentu perlahan mengalir dari ujung corong dengan penampang besar ke ujung satunya lagi yang berpenampang lebih kecil, hingga masuk ke wadah tersebut.
Begitulah cara Funneling atau Sales Funnel bekerja untuk bisnis Anda.
Strategi funneling merupakan cara untuk memecah customer journey, mulai dari calon pelanggan mengenal produk Anda sampai mereka memutuskan untuk membeli.
Mula-mula, calon pelanggan akan dikumpulkan sebanyak-banyaknya pada ujung corong berpenampang besar.
Dari kumpulan calon pelanggan tersebut, tidak semuanya pasti membeli produk Anda, kan?
Melalui sejumlah langkah lain, calon-calon pelanggan tersebut akhirnya “tereliminasi” sehingga Anda memperoleh sekumpulan orang yang benar-benar menjadi customer.
Perhatikan gambar di bawah ini:
Sales Funnel atau bisa diartikan sebagai Saluran Penjualan terbukti berhasil meningkatkan penjualan berbagai perusahaan dan brand di seluruh dunia. Mulai dari UMKM maupun korporasi besar.
Untuk menerapkan strategi ini, setidaknya Anda harus menjalankan 4 tahap yang dikenal dengan AIDA: Awareness, Interest, Decision, Action.
A for Awareness (Kesadaran)
Ini adalah momen untuk menarik perhatian calon buyer. Misalnya, menulis blog dan mengembangkannya lewat teknik SEO, berbagi konten di media sosial, upload video di Youtube dan TikTok, atau pasang iklan di billboard.
Buatlah content marketing yang mengundang rasa penasaran manusia.
Dengan demikian, orang-orang mulai mengenal siapa Anda dan produk atau jasa apa yang ditawarkan.
I for Interest (Ketertarikan)
Ketika calon buyer masuk ke tahap ini, mereka akan mulai mencari lebih jauh mengenai brand Anda, membandingkan dengan toko sebelah, serta menunggu penawaran atau diskon tertentu.
Inilah saat yang tepat untuk menggiring mereka dengan konten-konten edukasi.
Tujuannya bukan langsung jualan. Melainkan, menaikkan kepercayaan mereka terhadap Anda, membantu konsumen membuat keputusan yang tepat, dan perlahan meyakinkan orang-orang tersebut bahwa Anda adalah solusi bagi permasalahan mereka.
D for Desire (Keinginan)
Pada tahap ini, konsumen sudah siap membeli produk Anda.
Meskipun terkadang, Anda bukanlah pilihan satu-satunya. Mereka bisa saja juga masih mempertimbangkan brand lain.
Karenanya, berikanlah penawaran terbaik bagi mereka. Contohnya, flash sale, gratis ongkir, bonus produk serupa, atau bundling produk dengan harga lebih murah.
Peran customer service cukup penting di sini. Ingat, produk Anda mungkin bagus, namun calon buyer tetap bisa kehilangan minat apabila tidak dilayani dengan baik.
A for Action (Tindakan)
Hore! Konsumen tampaknya sudah benar-benar percaya pada Anda. Mereka pun memutuskan untuk membeli. Setidaknya, untuk sekali mencicipi produk Anda.
Tapi bagaimanapun, mereka telah menjadi bagian dari ekosistem bisnis kita.
Dengan kata lain, kini saatnya mengembangkan strategi retensi agar pelanggan betah berlama-lama dengan produk Anda, siap membeli untuk ke sekian kalinya, bahkan menjadi brand evangelis yang senang membagikan testimoni positifnya ke mana-mana.