Apa Itu Facebook Ads dan 20+ Istilah yang Wajib Anda Ketahui

Apa Itu Facebook Ads dan 20+ Istilah yang Wajib Anda Ketahui

Jumlah pengguna Facebook terus menurun dan didominasi orang tua. Kata siapa?

Per Juli 2023, We Are Social mencatat, jumlah pengguna Facebook global mencapai 2,23 miliar. Angka tersebut naik 2,9 persen secara tahunan (year-on-year).

Di Indonesia sendiri, jumlahnya ada sekitar 135,4 juta pengguna. Ini mengantarkan Tanah Air sebagai pengguna Facebook terbesar ketiga di dunia, loh!

Tidak mengherankan, Facebook dan Instagram yang berada di bawah ekosistem Meta masih menjadi platform beriklan yang banyak diminati para digital marketing specialist.

Buat Anda yang mungkin baru belajar atau sekadar ingin tahu, berikut ini beberapa istilah yang biasa muncul di dalam Facebook Ads.

Apa Itu Facebook Ads?

Secara sederhana, Facebook Ads merupakan platform periklanan yang disediakan oleh Facebook (Meta).

Di dalamnya, para pengiklan (advertiser) dapat membuat dan menayangkan iklan kepada audiens atau target pasar mereka di berbagai produk maupun layanan Facebook, seperti news feed, story, dan tentu saja Instagram.

Iklan ini bisa berupa gambar, video, ataupun teks, serta dapat disesuaikan dengan berbagai tujuan pemasaran.

Istilah-Istilah dalam Facebook Ads

  1. Campaign (Kampanye):

Serangkaian iklan, pengaturan, dan bujet anggaran yang bekerja bersama demi mencapai tujuan (objective) pemasaran tertentu.

  1. Ad Set (Set Iklan):

Bagian dari kampanye yang terdiri dari satu atau beberapa iklan yang memiliki penargetan, jadwal waktu, anggaran harian, dan penyesuaian penawaran yang sama.

  1. Ad (Iklan):

Konten yang ditampilkan kepada pengguna Facebook dalam berbagai format, seperti gambar, video, atau teks, untuk mempromosikan suatu produk atau layanan.

  1. Bid (Penawaran):

Jumlah maksimal yang bersedia Anda bayarkan untuk mendapatkan tayangan atau interaksi dari iklan Anda. Bentuknya dapat berupa CPM (Cost Per Mille), CPC (Cost Per Click), atau CPA (Cost Per Action).

  1. Impressions (Tayangan):

Jumlah berapa kali iklan Anda ditampilkan di layar pengguna Facebook, tidak peduli iklan itu diklik atau tidak.

  1. Click-Through Rate (CTR):

Rasio antara jumlah klik iklan dengan jumlah tayangan iklan, dihitung dalam persentase.

  1. Conversion (Konversi):

Tindakan yang diinginkan oleh pengiklan, seperti pembelian produk, pengisian formulir, atau pendaftaran aplikasi.

  1. Pixel (Pixel):

Kode pelacakan yang dapat ditambahkan ke situs web untuk mengukur dan melacak perilaku pengguna setelah mereka melihat atau mengklik iklan Anda.

  1. Custom Audience (Audience Kustom):

Segmen audiens yang dibuat dari data pelanggan yang ada, seperti daftar email atau pengunjung situs web.

  1. Lookalike Audience (Audience Mirip):

Segmen audiens baru yang dibuat oleh Facebook berdasarkan kesamaan dengan Custom Audience yang sudah ada.

  1. Frequency (Frekuensi):

Jumlah rata-rata kali iklan ditampilkan kepada satu pengguna tertentu dalam suatu periode waktu. Ini mengukur seberapa sering audiens melihat iklan Anda.

  1. Call to Action (CTA):

Pernyataan yang mendorong pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, seperti “Beli Sekarang,” “Daftar,” atau “Pelajari Lebih Lanjut.”

  1. Split Testing (Uji Pembagian):

Strategi untuk menguji berbagai elemen iklan (judul, gambar, teks, dll.) untuk melihat mana yang paling efektif dalam mencapai tujuan iklan Anda.

  1. Ad Placement (Penempatan Iklan):

Lokasi di dalam platform Facebook, di mana iklan Anda ditampilkan, seperti di news feed, story, messenger, reels, dan sebagainya.

  1. Return on Ad Spend (ROAS):

Metrik yang mengukur seberapa efektif pengeluaran iklan Anda dalam menghasilkan pendapatan. Dihitung sebagai rasio pendapatan terhadap biaya iklan.

  1. Lead Generation (Pengumpulan Pelanggan Potensial):

Tujuan kampanye untuk mengumpulkan informasi kontak potential buyer, seperti nama, email, atau nomor telepon.

  1. Ad Manager (Pengelola Iklan):

Panel atau dashboard dari Facebook yang digunakan untuk membuat, mengelola, dan melacak kinerja kampanye iklan.

  1. Ad Creative (Kreatif Iklan):

Keseluruhan elemen kreatif dalam iklan, termasuk gambar, teks, dan desain yang digunakan untuk menarik perhatian audiens.

  1. Reach (Jangkauan):

Jumlah pengguna unik yang melihat iklan Anda. Metrik ini membantu mengukur seberapa banyak orang yang benar-benar melihat iklan.

  1. Cost Per Conversion (CPC):

Biaya rata-rata yang dibayar untuk setiap tindakan konversi yang diinginkan.

  1. A/B Testing (Uji A/B):

Strategi dengan membuat dua versi iklan (ads) atau set iklan (ad set) berbeda diuji untuk melihat mana yang memberikan hasil terbaik.

  1. Landing Page (Halaman Pendaratan):

Halaman web tempat pengguna diarahkan setelah mengklik iklan, dirancang khusus untuk mengoptimalkan konversi.

Semoga sedikit penjelasan ini membantu. Selalu ingat, keberhasilan sebuah campaign Facebook Ads bergantung pada perencanaan, eksekusi yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang siapa target pasar Anda. Walaupun mungkin, dalam pelaksanaannya, ada beberapa istilah yang belum Anda mengerti.

Facebook Ads 101: 20 Istilah dalam Facebook Ads yang Perlu Kamu Ketahui

Facebook Ads 101: 20 Istilah dalam Facebook Ads yang Perlu Kamu Ketahui

Ketika pertama kali bermain Facebook atau Instagram ads, sebagian orang langsung memutuskan mundur begitu saja. Mereka merasa asing dengan istilah-istilah yang ada di dalamnya.

Padahal kalau diteruskan sedikit lagi, istilah tersebut terasa biasa saja.

Kamu juga sedang belajar beriklan di Facebook?

Supaya tidak terlalu bingung, berikut kami jabarkan mengenai istilah-istilah dalam Facebook ads beserta pengertiannya.

A. Bagian Setting Awal

  1. Facebook Business Manager

Business Manager (BM) merupakan pusat pengelolaan iklan di Facebook. Seluruh aktivitas membuat iklan, mengukur metriks, pembayaran, dan sebagainya dilakukan dalam satu tempat sekaligus.

  1. Facebook Pixel

Pixel ialah kode tertentu yang berfungsi untuk merekam dan mengukur aktivitas audiens pada website yang diiklankan. Data yang disimpan dapat dikelola untuk membuat custom audience dan retargeting iklan.

  1. Campaign

Meski artinya sama-sama “iklan”, tetapi campaign berbeda dengan ads. Campaign ibarat struktur iklan di dalam Facebook yang mencakup adset dan ad. Setiap campaign dibedakan berdasarkan objective atau tujuan dari iklan kita.

  1. Adset

Setelah menentukan campaign, selanjutnya kamu akan membuat Adset. Yakni struktur Facebook ads yang berisi dari satu atau sekumpulan ad. Di sini, kamu dapat menentukan jadwal, rincian penargetan, hingga penempatan iklan.

  1. Ad

Ad merupakan materi iklan yang akan ditampilkan melalui Facebook ads. Kamu akan diminta memuat konten berupa foto, gambar atau video. Kemudian dilengkapi dengan headline atau judul, deskripsi atau copywriting iklan, serta website atau alamat url.

Inilah struktur paling penting dalam proses pembuatan Facebook maupun Instagram ads.

  1. Objective

Sesuai namanya, objective adalah tujuan dari iklan atau campaign kita. Facebook menawarkan beberapa pilihan objective. Misalnya, untuk meningkatkan engagement, memperbanyak traffic website, atau menaikkan penjualan (conversions).

  1. Custom Audience

Custom audience merupakan kelompok audiens yang terbagi dalam kategori berbeda.

Ada kelompok yang pernah mengunjungi landing page kita. Ada kelompok orang-orang yang memberikan like dan komentar pada materi iklan. Ada pula kelompok dari database kita sendiri berupa daftar nomor Whatsapp dan alamat email.

Nantinya, kita dapat beriklan dengan menyasar kelompok-kelompok tersebut tanpa perlu mengatur detail penargetan dari awal lagi.

B. Bagian Dashboard Iklan

  1. Dashboard

Dashboard atau dasbor merupakan tampilan visual dari data maupun informasi penting mengenai iklan kita. Data tersebut juga ikut disimpan dan dikelola. Dashboard Facebook ads disebut Ads Manager.

  1. Ads Manager

Istilah ini hanya nama lain dari dashboard Facebook ads. Di dalamnya berisi data seluruh campaign, adset, dan ad dari iklan kita. Kamu juga bisa melihat performa iklan berdasarkan impresinya, jangkauan, hasil, serta metriks lainnya.

  1. Impressions

Impressions adalah seberapa banyak iklan kita ditayangkan, meskipun dilihat oleh orang yang sama. Misalnya, saya melihat iklan A di beranda Facebook sebanyak 3 kali, maka impresi iklan A tersebut dihitung 3.

  1. Reach

Reach adalah seberapa luas jangkauan iklan kita berdasarkan pengguna Facebook yang melihatnya. Contoh, saya menemukan iklan A di beranda Facebook sebanyak 3 kali, maka reach iklan A tersebut tetap dihitung 1 karena akun yang melihat iklan itu hanya 1, yaitu saya.

  1. Results

Results bisa dibilang berapa banyak hasil yang didapatkan oleh iklan kita, sesuai dari objective yang dipilih.

Apabila objective-nya berupa traffic website, maka results akan menampilkan berapa banyak orang yang mengunjungi situs kita.

  1. Content Views

Metrik ini biasa dipakai untuk menunjukkan berapa banyak orang yang melihat website kita meskipun hanya sedetik.

Beberapa pakar Facebook ads terkadang lebih memilih Landing Page Views untuk mengetahui jumlah pengunjung website yang dihitung setelah website tersebut loading seutuhnya.

  1. CTR (click through rate)

CTR dapat diartikan sebagai rasio atau perbandingan antara berapa kali iklan tayang dengan jumlah orang yang mengeklik iklan tersebut.

Jika iklan kita dilihat 1.000 kali, dan diklik sebanyak 10 kali, maka CTR iklan tersebut adalah 10/1.000×100% = 1%

Umumnya, CTR yang bagus berada di atas 1%.

  1. CPR (cost per result)

CPR ialah perbandingan antara anggaran yang dihabiskan dengan nilai results.

  1. CPM (cost per millions)

CPM merupakan biaya per 1000 kali iklan tayang. Biasanya CPM yang bagus maksimal berada di angka Rp 50.000. Semakin murah CPM, maka kinerja iklan semakin dianggap baik.

CPM umumnya menjadi tolok ukur performa iklan. Apabila terlalu mahal, mungkin materi iklan perlu diubah. Baik dari segi konten maupun penargetan audiensnya.

C. Bagian Pengembangan

  1. Split Testing

Bikin iklan kok cuma satu?

Ya, tidak apa-apa. Kalau sudah level advance, biasanya satu campaign akan berisi beberapa adset. Lalu satu adset juga akan terdiri dari sejumlah ad berbeda. Ini yang disebut split testing, yaitu membuat variasi iklan untuk menganalisis model iklan mana yang winning atau bekerja optimal.

Split testing bisa dilakukan manual atau menggunakan fitur dari Business Manager.

  1. Scale Up

Istilah ini biasa diartikan dengan menambahkan budget atau anggaran karena iklan dinilai sebagai winning campaign. Dengan budget yang meningkat, diharapkan jangkauan dan hasil iklan pun turut melesat.

  1. Looaklike Audience (LLA)

Setelah menjalankan iklan sekali, kita dapat menerapkan LLA pada campaign berikutnya.

LLA merupakan target audience yang karakternya serupa dengan pelanggan kita. Data pelanggan tersebut dapat berasal dari iklan sebelumnya atau salah satu kelompok custom audience.

  1. Retargeting

Retargeting yaitu menargetkan kembali orang-orang yang pernah berinteraksi dengan iklan kita.

Contoh, sebelumnya kita menjalankan iklan video. Pada iklan berikutnya kita menargetkan lagi orang-orang yang pernah memutar video tersebut. Strategi ini biasa dipakai untuk mem-filter audiens, sehingga orang-orang yang dijangkau oleh iklan kita benar-benar sesuai dengan target market yang telah ditentukan.

***

Masih banyak lagi istilah di dalam Facebook ads. Seiring berjalannya waktu, kamu pasti akan memahaminya. Pelan-pelan saja. Dimulai dari mengenal 20 istilah di atas.

Ingat, manusia itu musuh dari sesuatu yang tidak diketahuinya. Kalau sudah tahu, bisa saja malah jadi sahabat!

Google Ads vs Facebook Ads; Mana yang Lebih Cocok untuk Produk Saya?

Google Ads vs Facebook Ads; Mana yang Lebih Cocok untuk Produk Saya?

Dalam dunia digital marketing, kita tentu mengenal dua metode paid marketing yang paling populer. Yaitu, Google Ads dan Facebook Ads.

Meskipun sama-sama iklan berbayar, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Karena itulah, ada produk yang cocok diiklankan di Google, tapi kurang tepat di Facebook maupun Instagram. Begitu pula sebaliknya.

Bahkan ada pula produk yang bisa laku keras di kedua platform tersebut sekaligus.

Hmmm…

Produk saya lebih baik diiklankan di mana, ya? Yuk, kenali dulu 3 perbedaan Google ads dan Facebook ads berikut ini!

  1. Pedagang Pasar vs Penjual Sayur Keliling

Beriklan di Google ibarat berdagang di pasar. Kita membuka kios, menjajakan barang, lalu menunggu pembeli datang.

Mereka yang pergi ke pasar tentulah orang-orang yang serius mencari serta ingin membeli sesuatu.

Begitu pun di Google. Ketika seseorang mengetik kata kunci, search engine tersebut akan menampilkan website atau landing page yang kita iklankan. Tingkat closing di Google ads biasanya lebih tinggi karena mereka yang datang memang benar-benar sedang mencari atau membutuhkan produk yang dimaksud.

Sebaliknya, beriklan di Facebook mirip seperti penjual sayur keliling. Kita berjalan-jalan menawarkan barang dagangan, berharap orang-orang mengenal dan membeli produk kita.

Ada yang menolak?

Ya, wajar. Toh, tidak semua orang membutuhkan produk atau jasa kita. Karena itulah, penting untuk mengenali kampung mana saja yang dihuni banyak pembeli potensial. Tidak asal berkeliling ke semua jalan dan kompleks perumahan.

  1. Penayangan dan Metriks

Google beruntung karena ekosistemnya telah terbentuk secara matang. Iklan Anda bisa tampil di jaringan yang cukup luas. Bukan hanya di pencarian Google, melainkan juga merambah ke Youtube, Gmail, Maps, hingga aplikasi pihak ketiga.

Di samping, penargetan audiens dan laporan mengenai metriks iklan juga terbilang kompleks. Anda dapat memanfaatkan Google Keyword Planner dan Google Analytics untuk menemukan opsi target market yang lebih spesifik.

Adapun sistem trackingnya sudah terintegrasi dengan Google Tag Manager.

Dalam segi pelaporan, Facebook Ads pun menghadirkan pengukuran yang sama baiknya. Dashboard iklan Facebook telah menyediakan berbagai informasi mengenai impresi iklan, jangkaun, jumlah link click, biaya yang dikeluarkan, dan masih banyak lagi.

Sedangkan penayangan iklan tersebar di ekosistem yang terdapat dalam aplikasi Facebook dan Instagram.

  1. Tujuan Beriklan

Karena sifatnya yang rutin “berkeliling mencari konsumen”, Facebook Ads tepat digunakan untuk meningkatkan brand awareness dan mengedukasi calon pelanggan.

Apalagi jika produk Anda terbilang baru. Atau, belum banyak orang yang mengerti bahwa produk Anda menyelesaikan masalah mereka.

Tentu saja, Anda juga berpeluang memperoleh konversi dari Facebook Ads.

Berbeda dengan Facebook, Google Ads merupakan tempat untuk mendapatkan lead/kontak dan konversi secara langsung.

Cukup buatlah sebuah website, kemudian jalankan iklan. Sisanya, Anda menunggu orang datang setelah mereka mengetikkan keyword yang relevan dengan website tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan ulasan singkat di atas, sulit mengatakan mana yang lebih baik antara Google Ads dan Facebook Ads. Setiap platform memiliki keunikannya masing-masing.

Sebab itu, penting untuk Anda menjawab pertanyaan berikut sebelum memutuskan beriklan:

  • Apa tujuan dari iklan produk kita?
  • Target pembeli seperti apa yang kita tuju?
  • Seberapa besar anggaran iklan yang tersedia?

Dengan mempertimbangkan hal di atas, nantinya kita dapat menyimpulkan apakah akan beriklan di Google, di Facebook, atau keduanya sekaligus.

Nggak mau pusing memikirkan Google Ads atau Facebook Ads? Percayakan saja iklan Anda pada Mastah.id. Anda yang kembangkan produk, kami yang akan memasarkannya!

Panduan Lengkap Membuat Instagram Ads bagi Pemula

Panduan Lengkap Membuat Instagram Ads bagi Pemula

Sebagai salah satu media sosial terbesar, dengan pengguna aktif 1 milyar per bulan, Instagram menjadi pilihan banyak orang untuk berbisnis. Berbagai akun online shop hadir menawarkan dan mempromosikan barang dagangan mereka.

Saling berlomba menggaet follower, saling berlomba pula mendongkrak penjualan.

Di antara cara efektif berjualan di Instagram ialah dengan memasang iklan. Kita mengenalnya dengan sebutan Instagram Ads.

Tidak ada salahnya mengeluarkan sedikit uang untuk membantu meningkatkan exposure bisnis kita. Terlebih, Instagram Ads juga berguna untuk meningkatkan penjualan dan menjaring calon pembeli lebih banyak yang relevan dengan target pasar kita.

Bagaimana cara membuat Instagram Ads yang tepat?

Berikut ini tutorial lengkapnya untuk pemula yang bisa kamu coba!

  1. Gunakan Facebook Ads Manager

Kesalahan umum advertiser pemula adalah beriklan langsung di aplikasi Instagram. Tepatnya pada fitur PROMOTE yang ada di bawah konten atau postingan kita. Akibatnya, kita sekadar mengangkat sebuah konten, bukan benar-benar menjual produk.

Alih-alih demikian, gunakanlah Facebook Ads Manager. Di dalamnya terdapat pengaturan yang lebih lengkap dan dashboard yang memuat metriks iklan secara lebih detail.

Itu artinya, selain membuat akun di Instagram, buat pula halaman bisnis kamu di Facebook.

  1. Tentukan Objective Campaign

Iklan dalam Facebook maupun Instagram Ads dikenal pula dengan istilah campaign. Sebelum membuat iklan, tentukan terlebih dahulu objective (tujuan) dari campaign kita.

Facebook menyediakan pilihan objective campaign sebagai berikut:

  • Brand Awareness
  • Local Awareness
  • Reach
  • Traffic
  • Engagement
  • App Installs
  • Video Views
  • Lead Generation
  • Conversions
  • Product Catalog Sales
  • Store Visits

Selanjutnya, Facebook akan membantu kita mengatur format iklan, bidding options, dan auto-optimization sesuai dengan objective yang dipilih. Sebagai pemula, kamu boleh mengabaikan bagian ini, cukup memilih objective yang sesuai saja.

  1. Tulis Judul untuk Campaign

Judul campaign berfungsi untuk membedakan antara campaign satu dengan campaign lainnya. Kamu bukan hanya mau sekali saja kan membuat iklan?

Jangan lupa tambahkan tanggal dimulainya campaign untuk memperkirakan berapa lama data iklan diperlukan.

Contoh judul campaign:

29072021_Conversions_Produk 1

29072021 menunjukkan tanggal campaign dimulai, yaitu 29 Juli 2021.

Conversions berarti jenis objective yang dipilih.

Produk 1 adalah nama produk yang sedang diiklankan.

Pada langkah ini, tentukan juga besar anggaran iklan kamu. Demi mengoptimalkan iklan, sebaiknya jangan memasukkan anggaran di bawah Rp 100 ribu per hari.

  1. Pastikan Target Audiens

Bagian ini merupakan elemen penting dalam memasang iklan di Instagram. Jika kurang tepat, iklan justru akan menyasar orang-orang yang sebenarnya tidak membutuhkan produk atau jasa kita. Penjualan pun tidak meningkat sehingga iklan jadi boncos.

Audiens ditetapkan berdasarkan:

  • Lokasi. Misalnya, Provinsi DKI Jakarta atau kota yang lebih spesifik seperti Cirebon, Malang, dan sebagainya.
  • Usia, mulai dari 18 sampai 65 tahun ke atas.
  • Jenis kelamin, bisa hanya laki-laki, perempuan, atau keduanya.
  • Bahasa yang biasa digunakan oleh target pasar kita.
  • Penargetan terperinci. Jangan terburu-buru mengisi kolom ini. Pastikan target pasar kita sudah relevan dengan produk yang hendak dijual, baik dari segi minat (interest), kebiasaan (behavior), dan demografi.
  1. Atur Penempatan Iklan

Posisi iklan turut mempengaruhi keefektifan campaign. Terkadang, ada iklan yang bekerja lebih baik apabila tampil di story, ada pula yang lebih bagus jika muncul di feed.

Facebook menawarkan beberapa pilihan placement:

  • Facebook news feed, mobile maupun desktop
  • Sidebar kanan Facebook
  • Instagram
  • Audience network
  • Instant articles
  • In-stream video

Pada pilihan tersebut, tentunya kita memilih Instagram, baik di feed ataupun story. Sebagai awalan, biarkan machine learning Facebook yang menilai di mana sebaiknya iklan kita tampil.

Di samping menyerahkannya pada advertiser, Facebook juga merekomendasikan penempatan iklan berdasarkan jenis campaign:

  • Brand Awareness: Facebook dan Instagram
  • Engagement: Facebook dan Instagram
  • Video views: Facebook, Instagram, dan Audience Network
  • App installs: Facebook, Instagram, dan Audience Network
  • Traffic: Facebook dan Audience Network
  • Product Catalog Sales: Facebook dan Audience Network
  • Conversions: Facebook dan Audience Network
  1. Jadwalkan Iklan

Atur kapan jadwal iklan kamu dimulai. Tanggal berapa dan jam berapa. Kamu juga bisa set kapan iklan berakhir.

Sebagai catatan, kita tidak dapat atau tidak perlu mengatur iklan kita tampil di jam berapa saja. Biarkan mesin Facebook merekam data dan menentukan sendiri di jam berapa iklan kita bekerja secara optimal.

  1. Pilih Format Instagram Ads

Usai menyiapkan pengaturan campaign, kini saatnya menentukan format iklan yang akan tampil di Instagram. Setidaknya ada tujuh format Instagram Ads yang tersedia:

  • Single image ads (Gambar tunggal)

Sesuai namanya, format iklan hanya memunculkan satu gambar, disertai headline, caption, dan tombol CTA (call-to-action) yang bisa kita atur sedemikian rupa.

  • Instagram carousel ads (Karosel)

Format tipe ini memungkinkan kita memilih hingga 10 gambar atau video. Cocok untuk iklan yang berisi edukasi produk, bukan hanya hardselling.

  • Instagram video ads (Video tunggal)

Di sini, kamu bisa menampilkan iklan dengan format video atau GIF. Misalnya, video endorsement influencer, review selebgram, atau testimoni dari pelanggan.

  • Slideshow ads (Tayangan slide)

Selain menampilkan hingga 10 gambar, format ini juga memungkinkan kamu menambahkan musik sehingga gambar-gambar tersebut menjadi video instan yang diputar berulang (loop).

  • Instagram lead ads (Koleksi)

Format ini adalah pilihan tepat bagi kamu yang ingin mengumpulkan data calon konsumen tanpa mengeluarkan mereka dari Instagram. Ketika iklanmu diklik, muncul formulir berisi informasi detail yang dapat diisi oleh user. Mulai dari nama lengkap, alamat email, nomor telepon, dan sebagainya.

  • Instagram story ads

Story telah menjadi bagian dari Instagram yang cukup efektif sebagai media promosi. Facebook dan Youtube bahkan juga menambahkan fitur story belakangan ini. Format iklan ini juga akan menampilkan iklan berbentuk gambar atau video berdurasi 15 detik. di Instagram story.

Terakhir, lengkapi iklan dengan mengisi headline, teks deskripsi/copywriting yang menarik, dan tombol CTA (call-to-action). Perhatikan pula Ad Preview di sebelah kanan yang menggambarkan bagaimana iklan kamu akan ditampilkan nanti.

Jika sudah yakin, klik tombol Publish. Iklanmu akan segera di-review dan siap dipublikasikan oleh Instagram. Selamat!

Tips dan Saran Beriklan di Instagram Ads

Berbeda dengan Facebook, Instagram menitikberatkan kontennya pada visual. Bahkan kini video menjadi andalan mereka demi membalap ketangguhan TikTok.

Karenanya, penting bagi advertiser untuk menampilkan visual yang menarik. Tidak harus rumit dan banyak warna, tetapi mampu memancing calon konsumen kita.

Oleh sebab itu pula, advertiser perlu memahami terlebih dahulu siapa target audiensnya sebelum membuat iklan di Instagram. Siapa target pasar kita akan berpengaruh pada objective campaign yang dipilih, pembuatan ads creative dan format iklan, penulisan headline dan copywriting, hingga model tombol CTA.

Kesalahan mendasar advertiser pemula terkadang bukan pada produknya. Melainkan menawarkan produk tersebut kepada orang yang tidak tepat.

Facebook Ads 101: Menentukan Tujuan Beriklan dengan Metode SMART

Facebook Ads 101: Menentukan Tujuan Beriklan dengan Metode SMART

Start from the end.

Berawal dari akhir.

Begitu adagium dalam ilmu manajemen setiap kali kita hendak memulai sebuah proyek atau aktivitas.

Saat beriklan di Facebook maupun Instagram, prinsip ini juga wajib dipegang para business owner, marketer, dan advertiser.

Strategi ada banyak macamnya dan teori pun beragam, tetapi kita akan bingung memilihnya jika tidak mempunyai target atau tujuan beriklan yang jelas.

Goal iklan yang masih samar juga berpotensi membuat iklan tidak efektif akibat salah strategi serta sebab lainnya.

Sebagai panduan, kamu bisa menggunakan metode SMART berikut ini untuk mendefinisikan tujuan beriklan.

Apa itu Metode SMART?

SMART pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran, Direktur Perencanaan di Washington Power Water, pada 1981.

Awalnya, gagasan yang dituangkannya dalam makalah berjudul “There is a S.M.A.R.T Way to Write Management’s Goals and Objective” tersebut sukses diterapkan di perusahaannya sendiri.

Sejak itu, organisasi dan perusahaan di seluruh dunia mengimplementasikan ide Doran karena telah terbukti keefektifannya.

Kata SMART sendiri merupakan akronim dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound.

Tips Menggunakan Metode SMART

Kelima elemen dari metode SMART apabila dipraktikkan dalam membuat objective ads/campaign akan seperti berikut:

  1. Specific (Spesifik)

Sebelum menjalankan facebook/Instagram ads, tetapkan dahulu target dari iklan tersebut secara spesifik.

Apakah untuk meningkatkan penjualan, mendongkrak brand awareness, menjaring pelanggan baru, memperbanyak lead untuk optimasi whatsapp dan email marketing, atau meminta orang untuk menginstal aplikasi tertentu.

Agar lebih mudah, kamu bisa menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:

  • Apa yang sebenarnya ingin saya dapatkan?
  • Mengapa saya ingin mendapatkan hal tersebut?
  • Apa saja persiapan yang perlu dilakukan?
  • Apa saja hambatan yang mungkin terjadi?
  1. Measurable (Terukur)

Selanjutnya, tetapkan deretan tugas dan check point untuk menuju goal yang telah disusun.

Supaya lebih memahami, jawablah pertanyaan berikut:

  • Bagaimana saya mengukur tingkat kemajuan dari goal tersebut?
  • Bagaimana saya tahu target iklan tersebut sudah tercapai, kurang sempurna, stagnan, atau menyimpang?
  1. Achievable (Dapat Dicapai)

Mimpi boleh besar dan target memang wajib menantang, tetapi harus tetap memungkinkan untuk terwujud.

Goal yang realistis tentu berpengaruh pada besarnya biaya iklan, model iklan yang dijalankan, dan strategi yang dipilih.

Contoh sederhana, sebagian sales properti kerapkali menganggap menjalankan iklan penjualan rumah sudah cukup untuk menggaet pembeli.

Padahal, berjualan properti tidaklah sama dengan menjajakan sayuran di pasar.

Orang-orang butuh memikirkan secara masak untuk membeli sebuah rumah. Di samping mempertaruhkan dompet mereka, faktor spesifikasi rumah dan lingkungan pun jadi bahan pertimbangan.

Dalam hal ini, memperoleh closing dari satu campaign penjualan bukanlah target yang bisa dicapai.

Ini berarti ada strategi dan taktik lain yang perlu dijalankan.

Untuk memudahkan, cobalah menjawab pertanyaan berikut:

  • Bagaimana goal ini dapat tercapai?
  • Apa saja langkah-langkah rasional yang harus saya ambil?
  1. Relevant (Relevan)

Tahap berikutnya, pastikan tujuan beriklan ini relevan.

Relevan terhadap apa?

Tingkat relevansi yang dimaksud bisa beragam.

Apakah iklan relevan dengan misi perusahaan secara umum, sesuai dengan target marketing jangka panjang, selaras dengan sumber daya yang dimiliki, atau seirama dengan waktu dan kondisi saat ini.

Lihatlah pertanyaan di bawah dan cobalah jawab demi menjamin target kita sudah relevan:

  • Apakah ini target yang layak diperjuangkan?
  • Apakah ini waktu yang tepat untuk mengejarnya?
  • Apakah saya mempunyai sumber daya yang cukup?
  • Apakah goal ini sejalan dengan tujuan jangka panjang saya?
  1. Time-bound (Tenggat Waktu)

Mimpi tanpa batas waktu yang tegas hanyalah angan-angan belaka.

Dengan tenggat waktu yang jelas, kita akan tahu di mana dan kapan harus memulai.

Selain itu, ketiadaan time-bound justru membuat kita merasa tidak ada urgensi dan motivasi untuk mencapai goal tersebut.

Lagi pula, iklan yang berjalan terlalu lama tanpa benar-benar menghasilkan konversi malah memperbesar beban biaya marketing, kan?

Jawablah sederet pertanyaan berikut guna memastikan tenggat waktu dari objective campaign kita:

  • Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tujuan ini?
  • Kapan target ini dikatakan selesai/tercapai?
  • Kapan saya akan mulai mengerjakan goal ini?

Target beres, baru kita beralih ke step selanjutnya.

Goal iklan ini akan menjadi dasar dalam penentuan customer persona, memilih channel yang akan dipakai, menyusun rencana funneling, hingga merancang customer journey.

Kalau masih bingung, yuk bebas konsultasi bareng Mastah.id. Di sini kami tidak hanya membantu digital marketing Anda, tetapi juga membuka diskusi demi mencapai target pemasaran yang benar-benar diinginkan.

Facebook Ads 101: Kenapa Harus Beriklan di Facebook?

Facebook Ads 101: Kenapa Harus Beriklan di Facebook?

Mau meningkatkan penjualan, membangun awareness, atau mendatangkan traffic lebih banyak untuk bisnis kita dalam waktu relatif cepat dan jelas data pengukuran evaluasinya?

Facebook Ads bisa jadi solusi terbaik.

Facebook telah menjadi platform media sosial terbesar di dunia.

Di sinilah rumah bagi 500 ribu pengguna baru setiap hari, dengan rata-rata 6 profil anyar muncul setiap detiknya.

Per Februari 2021 kemarin, Facebook juga mengklaim bahwa ada sekitar 3,3 miliar pengguna yang aktif mengakses aplikasi mereka setiap bulannya.

Di Indonesia sendiri, jumlah penggunanya telah mencapai lebih dari 140 juta user.

jasa-digital-marketing

Total pengakses yang luar biasa tersebut tentu merupakan peluang bagi para pebisnis.

Namun, jumlah pengguna bukanlah satu-satunya alasan.

Setidaknya, ada 5 alasan mengapa para pebisnis dan marketer “haram”hukumnya mengabaikan Facebook Ads!

 

  1. Hasil yang Efektif

Keefektifan iklan di Facebook tidak lepas dari kemampuan robot mereka membaca data sosial dan kebiasaan penggunanya.

Ada dua tipe data besar yang menjadi acuan machine learning Facebook.

Pertama, data geografis. Terdiri dari negara pengguna, jenis kelamin, usia, bahasa, pendidikan, status hubungan, pekerjaan, dan masih banyak lagi.

Kedua, data psikografis. Meliputi minat atau interest, perilaku atau behaviour, dan sebagainya.

Di samping itu, Facebook juga terhubung dengan aplikasi dan media sosial lain guna merekam tingkah laku user secara lebih valid.

Semakin tepat dan spesifik target pasar yang dibidik, maka semakin efektif pula iklan yang dihasilkan melalui Facebook.

 

  1. Format Lengkap dan Sesuai Kebutuhan

Dasbor Facebook Ads menyediakan banyak sekali pilihan objective yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis kita.

Secara garis besar, ada 3 jenis campaign objective yang ditawarkan.

Awareness, yaitu kampanye atau iklan yang berfungsi memancing perhatian konsumen sebanyak-sebanyaknya terhadap brand atau produk kita.

Consideration, yaitu jenis iklan yang berfungsi menarik calon konsumen ke dalam circle bisnis kita.

Misalnya dengan membangun interaksi/engagement, menonton video, atau mengunjungi web.

Conversion, yaitu iklan yang mengarahkan konsumen untuk segera melakukan konversi.

Contohnya, menghubungi nomor admin untuk membeli barang yang kita iklankan.

 

  1. Mudah Digunakan dan Bisa Dipelajari

Sekompleks apa pun fitur di dalamnya, nyatanya siapapun dapat mempelajari Facebook Ads.

Tampilannya sederhana dan bahasanya pun mudah dipahami. Facebook sendiri juga menyediakan panduan yang lengkap.

Cukup dengan beberapa klik saja, kita sudah bisa menjalankan iklan di Facebook maupun Instagram.

 

  1. Cepat dan Mudah Diukur

Klik sana, klik sini.

Asalkan seluruh materi kampanye sudah siap, iklan pun dapat segera dijalankan.

Ada review sedikit memang dari Facebook, tapi biasanya tidak memakan waktu lama.

Setelah iklan bekerja, hasilnya pun dapat kita lihat secara real time dan diukur saat itu juga.

Facebook telah menyediakan data penting seperti besaran cost per click (CPC), result, content views, dan sebagainya sebagai bahan evaluasi bagi si pengiklan.

 

  1. Bisa Dimulai dari Budget Minimal

Bisnis kecil maupun korporasi besar sama-sama dapat beriklan di Facebook.

Kapanpun, dengan budget sekecil berapapun.

Sebuah kampanye dapat dijalankan mulai dari puluhan ribu per hari.

Ketika berhasil mendapatkan winning campaign atau iklan dianggap menguntungkan, anggaran tersebut pelan-pelan bisa kita perbesar.

 

Ada banyak cara untuk mendulang eksposur yang lebih besar bagi bisnis kita dan memperoleh pelanggan baru.

Dan Facebook Ads adalah salah satu jalannya.

Kalau masih bingung, yuk bebas konsultasi bareng Mastah.id. Barangkali bisnis Anda perlu scalling up melalui optimasi Facebook Ads. Ciayo!